Budaya Gemar Membaca Sejak Usia Dini
 

Era Globalisasi adalah hal yang tidak bisa untuk dilewati bahkan diabaikan, pendidikan yang berkualitas menjadi kebutuhan penting di era persaingan global. Salah satu upaya menjadikan pendidikan berkualitas adalah menumbuhkembangkan dan meningkatkan budaya literasi (membaca dan menulis) sejak usia dini. Permasalahan umum yang dihadapi bangsa Indonesia terkait literasi ini yaitu tingkat kemampuan membaca dan menulis masyarakat Indonesia yang rendah yaitu berada di urutan ke-60 dari 61 Negara oleh Central Connecticut State University 2016. Tidak jarang terlihat dalam kehiduan sehari-hari mulai dari anak-anak hingga dewasa dimana gawai dan televisi menjadi primadona dibandingkan buku. Ketidaktertarikan akan buku menjadi sebuah permasalahan yang dihadapi karena tidak ada pembiasaan sejak usia dini. Bukan hanya pemerintah yang harus berperan aktif namun semua elemen baik keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menumbuhkan dan meningkatkan budaya literasi melalui proses pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, namun beberapa kendala yang yang dihadapi orangtua yaitu faktor kesibukan orangtua mencari nafkah sehingga tidak jarang pemberian gawai dilakukan untuk mengatasi anak agar berdiam diri dirumah atau tidak menganggu pekerjaannya dan faktor ekonomi yang rendah sehingga mereka beralasan tidak mampu membelikan anak-anaknya buku untuk dibaca sehingga anak lebih memilih untuk bermain di lingkungan masyarakat. Masyarakat yang sudah mempunyai kebiasaan membaca setiap harinya akan berpengaruh positif kepada yang lain, tetapi jika tidak maka pembiasaan menanamkan dan meningkatkan budaya literasi terutama membaca melalui elemen masyarakat tidak akan tercapai. 
Hal ini merupakan kewajiban semua pihak terutama Saya yang merupakan seorang guru Pendidikan Anak Usia Dini dalam menanamkan dan meningkatkan budaya literasi terutama meningkatkan minat baca anak sejak usia dini melalui pembiasaan, karena 80% perkembangan jaringan otak manusia berkembang pesat pada usia 0 sampai 6 tahun. Padahal kegiatan membaca dapat meningkatkan pembendaharaan kosakata anak, memperlancar kemampuan berbicara, menambah wawasan dan kreativitas anak. Mayoritas siswa dan siswi yang bersekolah di Pendidikan Anak Usia Dini yang dikelola berasal dari keluarga yang tidak mampu, sehingga kurangnya pengetahuan dan pemahaman orangtua terhadap pentingnya menanamkan dan meningkatkan budaya literasi sejak usia dini. Melalui sosialisasi dan parenting kepada orangtua serta masyarakat sekitar terkait pentingnya budaya literasi ini dilakukan secara langsung dan tidak langsung melalui berbagai media sosial. 
Mengatasi permasalahan tersebut Saya membuat suatu program yaitu pembiasaan guru bercerita setiap pagi sebelum kelas dimulai bersama anak sehingga secara tidak langsung dapat menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak dan membuat anak dapat merasakan bahwa membaca buku itu menarik dan menyenangkan. Program lainnya dengan mengajak orangtua membuat pojok baca yang kreatif dan inovatif  dirumah serta memonitoring kegiatan bercerita bersama anak di rumah baik setelah belajar maupun sebelum tidur kurang lebih 5 menit. Program lainnya yaitu mengajak anak dan orangtua mengunjungi perpustakaan daerah, melaksanakan workshop tentang bagaimana cara menanamkan minat baca anak melalui bercerita baik cara bercerita dan cara membuat buku cerita sendiri dengan menggunakan buku gambar dan pensil warna. Pembiasaan program tersebut menimbulkan banyak dampak positif mulai dari pengetahuan orangtua yang bertambah tentang pentingnya meningkatkan budaya literasi, anak antusias dan menyukai kegiatan membaca walaupun dengan keterbatasan ekonomi. Tidak jarang beberapa anak membuat cerita sendiri berdasarkan pengalaman pribadinya melalui sebuah gambar-gambar yang terlukis disebuah kertas putih bahkan sampai ada yang berkeinginan dengan berani maju ke depan menceritakan sebuah cerita. Hal ini secara tidak langsung menumbuhkembangkan minat baca anak dan menjadikan anak berkarakter.
Peningkatan budaya literasi juga Saya lakukan dengan bekerja sama dengan mobil perpustaakan keliling dan membuat pojok baca kecil dirumah dengan berbagai buku bacaan, sehingga tiba waktu sore anak-anak disekitar mendatangi rumah Saya untuk mengaji bersama dan secara tidak langsung anak-anak akan membaca buku yang terdapat di pojok baca tersebut. Budaya literasi sudah banyak digerakkan terutama oleh kalangan milenial, terbukti dengan banyaknya komunitas literasi yang ikut berperan aktif menanamkan dan meningkatkan budaya membaca dengan membuka tempat membaca buku gratis di beberapa tempat umum dan wisata. Saya mengikuti salah satu komunitas literasi tersebut dimana kegiatan yang dilakukan mulai dari berdongeng, sharing pelajaran dan membaca buku bersama di beberapa tempat umum dan wisata di kota Saya yang banyak didatangi, mulai dari kalangan anak-anak hingga kalangan orangtua. Bukan hanya satu pihak yang harus berperan aktif dalam meningkatkan budaya literasi ini tetapi semua pihak harus berperan aktif dan peduli, karena kalau bukan kita siapa lagi.

#SahabatKeluarga 
#LiterasiKeluarga


 POJOK BACA



POJOK BACA DI RUMAH ORANGTUA SISWA-SISWI



KEGIATAN ORANGTUA MEMBACAKAN BUKU BERSAMA ANAK


 

KUNJUNGAN KE PERPUSTAKAAN DAERAH 




MENDONGENG DAN BERKREASI BERSAMA ANAK-ANAK DI TEMPAT WISATA



MEMBACA BUKU GRATIS DAN GAMES DI TEMPAT WISATA